Honda Brio dan PPN 12 Persen: Respons dari Pabrikan

Kabar kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen per Januari 2025 telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen otomotif, termasuk bagi calon pembeli Honda Brio. Sebagai salah satu mobil terlaris di segmen Low Cost Green Car (LCGC), kenaikan PPN ini tentu akan berdampak pada harga jual. Pihak PT Honda Prospect Motor (HPM) pun angkat bicara mengenai hal ini.

Penerapan PPN 12 persen ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan berlaku untuk seluruh jenis kendaraan, termasuk LCGC seperti Honda Brio. Sebelumnya, mobil LCGC dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3 persen. Dengan PPN yang naik, harga jual Brio diprediksi akan mengalami kenaikan.

Direktur Pemasaran dan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy, mengakui bahwa kenaikan PPN ini tentu akan memengaruhi harga jual Honda Brio. “Begitu kami menyelesaikan proses ini, kami akan menginformasikan harga final kendaraan kepada konsumen,” ujarnya, menunjukkan bahwa Honda tengah menghitung dampak pastinya.

Billy juga menegaskan bahwa faktor pajak adalah salah satu penentu harga kendaraan. Meskipun harga kemungkinan akan naik, Honda memastikan bahwa pelayanan terbaik kepada konsumen di Indonesia akan tetap menjadi prioritas. Mereka berencana menyediakan program penjualan yang mempermudah pembelian kendaraan bagi konsumen.

Berdasarkan simulasi dan prediksi awal, Honda Brio Satya varian terlaris yang sebelumnya berada di bawah Rp 200 juta, diperkirakan akan menembus angka tersebut setelah dikenakan PPN 12 persen dan opsen Pajak Kendaraan Bermotor (opsen BBNKB). Perhitungan kasar menunjukkan kenaikan bisa mencapai Rp 10-16 juta.

Kenaikan harga ini menimbulkan perdebatan apakah label “Low Cost” pada LCGC masih relevan. Namun, HPM menyatakan bahwa mereka akan terus memantau situasi dan fokus pada menjaga value terbaik untuk konsumen. “Soal harga itu relatif, tapi kami pastikan konsumen tetap merasa mendapatkan lebih dari yang mereka bayarkan,” kata Billy.

Honda juga menegaskan komitmennya untuk selalu menyesuaikan strategi bisnis agar selaras dengan regulasi pemerintah. Mereka terus memantau perkembangan kebijakan, baik global maupun nasional, demi keberlangsungan industri otomotif. Adaptasi menjadi kunci dalam menghadapi dinamika pasar.

Dengan respons ini, Honda menunjukkan transparansi kepada konsumen mengenai potensi kenaikan harga. Meskipun ada penyesuaian, komitmen terhadap layanan dan nilai produk tetap menjadi prioritas. Konsumen Honda Brio diharapkan tetap mendapatkan mobil berkualitas dengan penawaran terbaik di tengah perubahan regulasi ini.