Penjualan Mobil Lesu di Tanah Air, Pemasok Komponen Kendaraan Tingkatkan Ekspor

Industri otomotif Indonesia sedang menghadapi periode yang menantang, ditandai dengan penjualan mobil lesu di pasar domestik. Kondisi ini mendorong para pemasok komponen kendaraan untuk mengubah strategi dan lebih agresif dalam menggenjot ekspor ke pasar internasional. Langkah ini bukan sekadar adaptasi, melainkan upaya fundamental untuk menjaga roda bisnis tetap berputar dan mencari peluang pertumbuhan di tengah perlambatan ekonomi yang memengaruhi daya beli konsumen.

PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), sebagai salah satu pemasok komponen kendaraan terkemuka, menjadi contoh nyata dari tren ini. Presiden Direktur DRMA, Irianto Santoso, secara lugas menyatakan bahwa fokus pada ekspor komponen menjadi strategi krusial untuk mengimbangi penjualan mobil lesu di dalam negeri. Data menunjukkan bahwa penjualan domestik dari Januari hingga Juli 2024 mengalami perlambatan signifikan sebesar 17,5 persen secara year-on-year. Angka ini menjadi indikator jelas bahwa pasar lokal tidak lagi dapat diandalkan sepenuhnya sebagai satu-satunya mesin pertumbuhan.

Keberhasilan DRMA dalam memasok suspension members untuk model mobil yang diproduksi untuk pasar luar negeri membuktikan bahwa komponen buatan Indonesia memiliki standar kualitas yang kompetitif secara global. Terlebih lagi, kemitraan strategis melalui PT Dharma Kyungshin Indonesia (DKI), sebuah usaha patungan antara DRMA dan Kyungshin Corporation dari Korea Selatan, telah menunjukkan hasil yang mengesankan. DKI berhasil mengekspor wiring harnesses ke Amerika Serikat, dengan total nilai ekspor mencapai 5 juta dolar AS pada Semester I-2024. Prestasi ini tidak hanya mendongkrak pendapatan DKI sebesar 61 persen secara year-on-year, tetapi juga memberikan kontribusi positif pada laba bersih perusahaan.

Untuk mendukung peningkatan volume ekspor di tengah penjualan mobil lesu, DRMA sedang berinvestasi pada pembangunan pabrik baru. Penambahan kapasitas produksi ini dirancang untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari pasar internasional, sekaligus memastikan kesiapan untuk potensi pemulihan pasar domestik. Fokus perusahaan juga pada peningkatan kualitas dan efisiensi biaya produksi, agar produk-produk mereka tetap unggul di pasar global yang kompetitif. Sebuah laporan internal perusahaan pada Oktober 2024 mengindikasikan target peningkatan kontribusi ekspor hingga 30% dari total pendapatan di tahun mendatang.

Dengan demikian, di tengah penjualan mobil lesu di Tanah Air, strategi peningkatan ekspor komponen kendaraan menjadi penyelamat bagi industri. Langkah proaktif ini tidak hanya membantu perusahaan bertahan, tetapi juga menunjukkan potensi besar Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasok otomotif global, yang pada akhirnya akan mendukung perekonomian nasional secara keseluruhan.